seorang
Pemanah. Tak cuma percaya dari apa yang dilihat
oleh
matanya yang kasat. Tak ia –sertamerta- melepas anaknya
begitu
saja
sebelum
yakin. Keyakinan berada di pusat kalbu, di antara aura
dan
batu-batu.
Bebatuan yang ditempa laku jagad, bersama waktu
:
bersama diri Mu !
seorang
Pemanah. KarenaNya mengerti, kapan hati ditetapkan
memagar
masa pada kisi. Memutar cakra di matahari, saat ada
yang
harus mati
dan
air pun mengalir dari matamu dari dukamu dari kematian
anakanak
yang dilepas di jalanan. Dan dari katakata
:
yang lelah memuat do’a !
©
kebumen, 10 mei 2010
0 comments:
Post a Comment