01..

“01..

Thursday, July 16, 2009

surat buat caroline

Tak sepantasnya aku buang catatanmu, Carol. Setelah bulan menggumpal dan para enterniran Boven menghìtamkan tubuhnya di tepi-tepi air, antara Brisbane dan pelabuhan-pelabuhan jauhnya. Tidak, Carol. Setelah begitu meluas seruan martir, ditulis pada topi para matros dan di topi para kerani; yang teranyam dengan ayunan tropis di Kapal-Kapal Hitam. Setelah gempuran yel-yel menusuk langìt Benua Kecil, lalu ribuan pulau di sekitarnya. Setelah jutaan tangan mengapalkan kirinya ke langit, serentak dan bersamaGerimis mesiu menggetarkan September, begitu...

nyanyian karah

Jika ini karah nabi, kenapa waris tak pernah kembaliKebun rubah jadi persil koloni dan di utara dekatnya Rumah mandor dan markas tentara.: tiap sebulan ada letup senapandengan gema mirip hantu putar kampung saban minggu Anak rembulan di pojok latar lututnya pada gemetar Jika ini karah nabi, kenapa serambi putih Jadi bisu di bawah kubah Sejuta ratap kelu dalam khutbah Kebutuhan malah sulit diomongkan; kemakmuran cuma jadi pilin merjan : tiap selapan digelar pengajian Iuran dikumpulkan saban waktu Persoalan dibiarkan dalam sedu Banyak orang terbenam...

introduksi

sambil melinting tembakau, abukuperkenalkan dirimukita rajut pilar angan barutalu keletihan di tanah sengketasejengkal bagian cita-cita sederhana esok, abu, pasar depan bakalan ramaibelantik sapi ngomong liberalisasibakul pundi sibuk restrukturisasiesok, abu, parlemen kita bakalan lebih meriahwakil-wakil menukar banyolannyadengan dolar tanpa perantarasambil melinting tembakau, abupilin saja semua keinginanmusesakit apa di ranah merdekasetangguk nasi cari sendirikemarin, abu, orang-orang bikin mìmbartinggi-tinggi bendera berkibardan demonstrasi...

pelaminan timur

Imasihkah jauh timur matahari itu, ostepuaku bertanya sebagai warga desa kelas duayang penduduknxa telah kehilangan tanah-airnyamasih jauhkah timur matahari itu, ostepuaku bermìmpi sebagai kuli batu kaliyang pada saatnya bisa bangun rumah sendiri.masihkah jauh timur matahari itu, ostepuaku ingin melihat rekah cakrawala lebih dari dambadan rayakan kemenangan sekali sajaIItelah ranum pengantin, sejak kemarincerah purnama wajah keduanyayang molek dan penuh oleh kerjao, perawan suri dan jejaka tugurrembulan punya muara di pinggulnyamatahari bersawah...

karah kiri-kiri

jika aku kawin padamu, ostepu, itu karenabenci muasal kemiskinan, dan, karena dengan api di mata, kau telah melihatNyaleluhurku, slave-workers itudari gilda-gilda di pinggiran kota, hingga Kievmakan selebaran tiap pulangsebab upahnya hanya cukup menutup utangmasa silamku, pemberontakan para budakpemogokan St.Petersburg, pekerja dengan tutup kepala bikin lumpuh seratus kotadan minggu kusam penuh darahmuka istana musim dinginkembang mulut cuci muluttelah menua bibir, berulang kusutkenapa mesti Gabon, si pendeta romanyang merasa telah penuh do'adan...

karah kenangan

kukenangkan negeri kecil yang lama terpicìnglipatan peta duoia ketiga: o, surganyabetapa semua telah tersediatanah gembur, perawan suburlumpen berotot kekar, buruh-buruh kasar,dan pasar tanpa pagarsedang dì tengahnya, surga siap dìlego kapan saja!: o, fajar baru betapa megahlangit penuh bendera dan atmosfir tertutup jubahnegeri ini cuma lubang dakon sialsedang kantung mereka penuh bola kristal!: o, tersingkap rok mini judi liberalisasikeranì-kerani negara cuma bengong-bengong sajatersihir sulap imperium asingdan bergumul dengan paha para gundiknyaku...

senandung

: bagi WSTelah makin temaram kapas, sebab haripenuh cinta,lagu buruh di jalanandan pelangi di pelupuk matadekatlah sini, selagi bìsa kupelukio, kecemasan gadis-gadis pelawankehangatan dadamu penuholeh bunga dan metamorfosaTelah makin keruh, aku mengalirtak henti suburkan sawah-sawahtanpa pematang, dan cinta depan penghulumelipat caping ke balik kutangmuKe sinilah, dekat ke ulu jamanbilik jantung kembang sepatuluruhnya para martir, juga wangi cintadi petang yang pertama(seperti yang lain, selalu ada waktu melepasmu pergidemikian juga: impi)© gunungpegat,...

megatroh

: bagi Tuti Aditamaharum tipis lenguh kerbau, lepas siang kaki telanjang, lempar baju, lempar buku; adalah pesona dunìa itu. Makin kuat angin jentera memayung dukuh Dan orang-orang memboyong siangnya penuh-penuh. Sawah-ladang, punggung kerbau, jengkerik yang terkìli dan sihir tikungan kali.“Hari ini Pekalangan ada Chi, di sekitar beji”“Seperti kemarin...”“Jagonya masih Warmin. Piala tebu dan kedondong batu”Maka hiruk-pikuk peluit jerami matras debu tegal-sawah, selepas panen sadhon adalah surga lainnya. Begitu sederhana untuk diuji jadi satriya!Lelaki...

situs kota

IHantu tanah serupa malam ia kiniYang siangnya dilebur peluh petaniDan gelap telah mengandungkan jerit hatiSesungguhnya, diam-diam Kota telah dikepung perkaraPriyayi, polisi, bupati dan tentaraBerbaris merapatkan kisi-kìsi rumahnya: siapa telah mengajarkan bahasa hantu ituDi tengah orang-orang santun dan lugu?Keonaran muncul di rumah BaluwertiBelenggu pagar tergoyangSinar dan angin telah menegurnyaHantu malam serupa tanahMengepung cikal bayangan.IIBukan sekedar debu -kataku- jika orang dari atap Jakarta ituTiba dan bicara soal kemakmuran, pengangguran...

serenada malam

Ihari sudah malam, Ufi. Benahi mainanMudalam kotak kayu. Berikut bola-bola yang di dalamnya terjaga sedih kita semuajika besok masih ada mataharikìta tendang bola lagilangsung ke ulu pagiIIhari sudah malam, Puru. Telahkah kau baca bukulihat dunia dari jendelaAjak adikmu kembalimenembang daun kisi-kisidan pinggang desa yang sendumakam leluhur para panduIII: di negeri para kumbangtelah lewat batas ambangkedekatan dan kejauhanKu nyatunyata dan tak lagi beda;kelahiranMu!© kebumen, 2...

pulang

Makin jauh malam ke tengahBerkelit dari teror kekalahanDan ke kìri tiap kali ada persimpangan: o, sepasang lagi aku temukanAnak-anak manis naik tangga ke atap cakrawalaYang bermimpi merdeka seperti dambaan bapaknyaMakin jauh malam berlabuhMakin jauhMakin jauh© Kebumen, April 2...

solitude

SOLITUDE PERTAMAdalam sunyi kersik debudalam kunci dan katup-katupdalam stupa yang tiadakegusaran jadi lembabudara yang terkiliSOLITUDE KEDUAjika sunyi tubuh kerucutonggokan piramid di laut gurunmummi-mummi asingdan kesumat para pertapaberkejaran tanpa namaSOLITUDE KETIGAdalam sunyi ayat-ayat luruhair di kurva kuning keruhjelaga di tengah serambitanggal ke kubah tepi© CandiAsu, Maret 2...

kekarah topeng

-sungguh pun ada Sahud, Simin, Parjo dan Marja-kenapa -katamu- makin banyakbadut-badut panjul kini garang ngalor-ngidulberjalan digagahkanpakai tenteng poportapi sengaja lupa bawa pelor: kerna begitulah, memanglakon para pelopor itujika berubah kendur tali kitamereka mau curi sejarah buat kedua© Caruy, 13 Maret 2...

sepotong roti

Sepotong roti di meja menteriAdalah peluh para pekerjaAdalah keluh bagi lainnyaSepotong roti di meja menteriMemadat air mata membirudi jaman makin tua membatuDan muka lebam mereka yang bekerjaTerbasuh hutang sekolam Busung udara tiap perutnyaSepotong roti di meja menteriTerpejam padri-padri tengah memilin merjanKeraguan ibu jarinya makin kentaraSepotong roti di meja menteriMenjelaskan kemiskinan telah diseduhkanSementara, makin tua suluhKegelapan bakal dibunuhDan di keruh kejunya yang bergamar keraMakin memanjang cakar gurita.Sepotong roti di meja...

tart

batu makin memberat, di bawah capingkudi ujung pelangi dan gundu globalisasiranum api tepi rimba, Yunda !ke arah mana jaman bertiup hingga© Jan 1, 2...

secang 190201

dupa belerang mengatapkan do'a siang, saudarakugalau hati seribu santrikatup jaman ke atap Jakarta: mereka telah tìup peluit pongahmereka ajarkan bagaimanacara bunuh rakyat lemahhanya dengan mata sebelah!tersungkur empat martirdarah sekubang pertigaantimah sebesar dendamusai dihambur-hamburkanorang-orang pungut nyalinyabersama gentar dan gerimisdari sedu kawah Merapimemanaskan kerak bumi© Magelang, 19 Februari 2...

tart

batu makin memberat, di bawah capingkudi ujung pelangi dan gundu globalisasiranum api tepi rimba, Yunda !ke arah mana jaman bertiup hingga© Jan 1, 2...

seorang di atas mimbar

Dari atas mimbar tinggi, seorang PadriDidampingi keraninya yang seksiBeri ceramah berapi“jika kelak ada pabrik besar di desa kitasedulur-sedulur bakalan makmursebab akan musnah penganggur!”Semua orang menyimaknya, terpesona.“begini, aku berani bertaruh kursijika kalian mau teken jual beli”Maka delapan tahun sesudahnya..Orang yang sama, di tempat yang samaTerguling dari kursinyaDan hampir semua penduduk desa tiap hariMasuk barisan kuli-kuli yang celakaSebab harus bekerja di atas tanah bekas miliknya© Nagaraji, 2...

serenada langit merah

langit merah di atas Timika. Selestinus, perjaka tugur dengan bahurata; bangun dari makam suku dan pergi dari sunyi hutan sagu. Bundanya hamparan tanah; beri ia perawan molek, hitam tanpa beha.Engkaukah, Selestinus itu? Puing beteng di timur matahari dengan tombak dekat ke bahu dan kapak pahat dari batu Ya, o ya, aku Tinus dari makam suku, karah bulan dan renjana biru Dengan mata kejora hilirkan kali, terdampar di bumi Jawa ini. langit merah di atas Timika. Memayung perawan molek bumi Papuabertahun-tahun Ia diperkosa. Mulut susunya dihisap, mulut...

serenada pertama

Jika aku pergi, setelah purnama ke tujuh hanya ada Senyap kita bagi semua. Betapa pun aku, dalam belenggu darah dan meninggalkan benih kecambah. Betapa pun, Telah kupahami bahasa akar semua perdu di ngarai desa hingga bukit di utara. Setiap jengkal ranah, kemana jejak tentujan arah; cinta tetap mengandungkan darah Jika pun aku pergi, seorang diri, bergayutan kesedihan tua dan Luar biasa. Masih ada puisi-puisi, rumah bagi hati; Oase tengah hariJika pun aku pergi, makin jauh saja dari jendela yang telah Tertutup...

serenada kedua

“Pernahkah kau dengar lenguh kerbau, wanitaku?”desau angin lingkaran renjana. Dan bertahun-tahun aku tegak di pusatnya: kemiskinandi relung tanah Tuhan.“Pernahkah kau dengar lenguhNya, wanitaku?”ketika musim bajak tiba, ketika benih lalu ditaburdan memanen di ranah subur© desember 2...

serenada kesepuluh

Candi ke sepuluh setelah gedong terakhir dan tuan kuda menarik beya, tentu akan membuat kerutan baru, entahdimana bisa ditemukan rumahMu. Padahal, begitu dekatnyasesungguhnya, rumah Kita; sebab setiap hari terus saja dilewati atau jangan-jangan cuma jelaga dalam hati.“Pasti, itu cuma teka-teki”, sergahmu. “Tugur rumah tanpa kubah”“Bukan”, aku potong. “Ia akan menjelaskan dari mana akudatang dan sekaligus mengurungkan arah mana sekiranya aku pergi meninggalkanMu”Ia dekat, begitu dekat; dan lebih tua dari hutan tua. Rimba pinus dì tanah tinggi, tempat...

purnama pagihari

bagi: ena dwi p. rembulan telah melemas di tengkukmuterkalahkan subuh pada genggam perempuandari gunung, yang berbaris dan merundukmeniti fajar dalam jebak kabut: begitu banyak tanda di kakiNyamenjelaskan sejarah hari yang sesungguhnyaena, bisakah kau putuskankepergian ke kota -lain kali- untuk menyusulnyaatau keburu kau kedinginandan meminta yang lainsebelum mati?© banjarnegara, 2...

ranum

sungguh pun telah berat, udara melindihperdu, hingga mendulum takjimnyamakin nyata dahan-dahanmengembunkan penolakanbelasan padri, dengan jubah dari suteradan jalan-jalan ke arah kotaiman di tangannya memotong ngarai duaja di atas bahu, kebat lidah-lidahmu“tetap di situ, saudarakusebagaimana telah ditetapkan tuhan yang berkenan menìadakan permusuhan”kini, telah seperti hujan, tiap hari selama inidan dalam hujan, makin mekar payung-payungjarum dan parasit menggumpallapuk pada tonggak, hamil oleh dahanrimba telah jadi suakalebat dan kumal, getah...

meeting de merlin

meeting di Merlindi serambi yang menggantungdì sarang laba-laba gunung.meeting di Merlinsegerombolan demagoger bertutur soal toga dan negara.meeting dì Merlindari atas busa retorikabergeser ke tengah podium sutera: saudara-saudara, aa aa aaaaku harap kalian semua tenang sajakrisis itu kaya buah semangka, aa aa aaayang tengah kami pecahkannasib rakyat nyata diutamakan.meeting di Merlindi luar; salah kemarau teriak ribuan pendemo: telah banyak yang kalìan omongkanmaka sebelum kamì jadi gelandanganserahkan gaji-gaji kalianyang dihimpun dari pajakdan...

serenada mengalir

serenada mengalir dari petani Nagarajiyang sekarat dan mataNya melotot sajaberalun gambang dadaNyamulut kelu, menahan badai ke dua bahu: o, langit penuh debu lempung karsitdijaga gurita dan banyak tentara!telah lepas semua kenanganbukit kapur, lahan-lahan suburlagu malaikat yang berang, menghabisinyaserenada mengalir dari lagu buruh Turasihyang tengah mengakrabi warisan kemìskinandan tergoda mulut tombak para tetangga di sebalik sìsa perdu dan bising eksplorasirubuh tubuhNya ditindih para priyayi: o, kali menghitam di tiap tegonganjaring lelakiNya...

soliloqui

jangan mati manakala pemìskinan masih terjadiketika tanah air belum juga kembalidi halaman anyir darah masih terhembus sisanyaOleh mesiu, hatiNya telah terkukaKau tahu, ini dada petani Mad SaliSaringan martir yang terus dan terus terbelengguSetua bongkok masih begitu-begituJangan tidur sore saat jarahan makin ramaiDi rentang petang buruh pulang lipatkan utangMeski balaikota tetap penuh dengan benderaTapì pundinya cuma lipatan obligasi sajaIni sore kìta dongengkan negeri kecil koloniYang tiap orang punya malam makìn ngeriSebab bingung makan gambar...

tanah cikal

tanah cikal tanahserupa malam iasiang dikucur peluh petanigelap mengubur jerit nurani: desa makin tuatapi kemerdekaan itu belenggu tembaga© tuntang, 16 april 2...

surat buat karto

Aku tulis surat ìni untukmu, KartoSebab Karto adalah KartoDan langit rawa begitu keruhDi petang togkangmu berlabuhAku tulis surat ini untukmu, Karto Sebab Karto adalah KartoDengan lumut-lumut hijau tuaDi lengan di pundak yang terbuka© tambakboyo, 2...

selain kata

selain kata: Rubuhkan!apalagi yang hendak kalian pertahankandari pagar-pagar tua tiap halaman?Kesenjangan larut dalam pusing badaiSeteru makin menua dan tak terleraiselain kata: Merdekakan!apalagi soal yang bakal kalian tetapkanomong besar dan janji-janji-yang selalu- dijilat lagi?Kecewa telah membusukkan seteruDan kami telah muak jadi budakmuselain kata: Kobarkan! ke depan banyak hal bakal kami kerjakanmufakatan dalam perisai pipihapi Kurusetra dalam angin tak bermatadi luar Katamaka ini taji penyairku© 6 juni 2...

serenada sireplare

-sore masih kelabu di rumah Abu, ketika Iamenutup doa dan membuka cekung mataNyajauh dì atas rumputan kering samar-samar jelagacucunya telah jadi tujuh warna bianglala-: dulu, nak. Di sini ada tawuran antar kampungsemua orang mabuk solidaritas salah kaprahAku puasa di atap rumah, mengunyah pepayayang bukan main rasa pahitnyasembari melepas japa-mantra. Dan turun di hari ke tigapembantaian itu terjadi juga.Suatu hari, ketika orang desa rebut tanahdan yang lain tuntut naìk upah. Di hari Sabtu resahselusin tetangga dimakan peluru biji timahlepas lohor...

serenada kekuasaan

: bagi Rust-apalagi yang masih harus dipunguti di luar rumahdari gerimis kecil, bau mesiu dan tabir yang koyak itu-Kekuasaan, katamu. O, dukanya aku. Perang belum lagì selesai Sia-sia mematahkan anak tangga di bawahnya. Kenapa?Kekuasaan tak pernah punya keberanian buat banyak mendengarmeski telinga disemaikan dimana-mana dan Kemauan dibangunkan dari kewajiban-kewajiban yang tak penuh dìpahami.Kekuasaan adalah penindasan yang terus dipeliharadari keharusan-keharusan yang terlalu ruwet buat dicernaia aras jentera, yang memuat duka Tuhan bersama doa...

kata slamet

kata slamet, jika mau slamet jangan mau makan suketjadìlah manusia biasa saja dan tak usah istimewalepaskan rungut, sungut dan buntutkatanya pula, jadi manusia tak cukup hamburkan doamenghiba ampunan sembari bersekutu dengan pendosakata slamet lagi -dan ia ngomong sendiri- jika maudicermati, maka bìang borok negeri iniada di bokong rampok berdasi,mereka pakai jubah politìsi, rangkap njabat birokrasi dan jadi tentara beragama dwi-fungsikata slamet, jadi rakyat itu tiba ruwetapalagi jadi kuda, makan suketkerja keras tiap hari, tapì matanya ditutupidan...

karah malam sepenggal

malam dungu di tanah hitam, pukul sembilanbelasan malaikat penjaga kampunggagah berjihad di tiga lurungkatanya, ini kampung tuhantak boleh buat sembarangansedang kau, si laknat penghasutmalam ini menekuk lututmalam dungu di kampung saleh, pukul sembilandan perempuan sebalik tiraimengulang pengajian sore-sorekabarnya, kini malam siaga penuhanak alim kami menangkap teluhatas firmanNya mesti dibunuhsebelum fajar dì ambang subuhmalam dungu di kalisalak, pukul sebelastetua pongah bareng rantai tangan kemarindatang tiba-tibadengan sepatu mendarat di...

kenapa mesti

kenapa mesti direbut, justru ketika sejarah telah buktikan kemelut pemilikanya, karena sejarah pemilikan adalah sejarahperebutan, yang nyatakan siapa milik siapadan menghapus semua milik bersamasejarah pun mesti jadi milik siapadan mewakilinya jika harus bertanya, kenapa, yakenapa mesti dijawab, ya, ketika sesuatu kekaburan -dan karenanya- kebohonganketika sendiri tidak dinyatakan bersamadan ketika, bersama siapa milik siapasemua jadi kacau Dan sejarah kekacauan itu berawal dari dirimu© juni 1...

karah kesiaan

sia-sìajika pun harus menetes darah dari matamaka kegetiran hitam tersesat di bulunyalentik dan pendar kunang, lidah apimendenyutkan bumi karangkitrisia-siadengan karah besi kendur di ujungnyamereka dipinggirkan, dan dukatelah menjelma dari pekuburan-pekuburanberbaris jadi pelayan kemakmuransia-siajika pun perang ganjil dibiarkan terjadikeharusan-keharusan yang tak pernah kami mengertisebab yang diam ditulikan dan yang bicara dibisukansia-siaaku jajah tangis-Mu, Tuhan !© mei 1...

wellcome to republic of jukung

-maka dengan ini kami proklamasikan negeri air-selamat datang di negeri kayarayadengan rakyat yang kayakayadan petinggi yang kayakera: jangan sungkan, saudarakuanggap saja rumah sendiritelah ada meja, timbangan dan dengung lebahcukup untuk hidup megahsilahkan kalian foya-foyamain mata sesukamumandi besar semaumuselamat datang di negeri kayarayasonder pajak, bui dan utang swastabebas belenggu, bebas perahu: tak usah sungkan-sungkan tokh kita telah lama tenggelam !© banyumas, juni 2...