sungguh pun telah berat, udara melindih
perdu, hingga mendulum takjimnya
makin nyata dahan-dahan
mengembunkan penolakan
belasan padri, dengan jubah dari sutera
dan jalan-jalan ke arah kota
iman di tangannya memotong ngarai
duaja di atas bahu, kebat lidah-lidahmu
“tetap di situ, saudaraku
sebagaimana telah ditetapkan tuhan
yang berkenan menìadakan permusuhan”
kini, telah seperti hujan, tiap hari selama ini
dan dalam hujan, makin mekar payung-payung
jarum dan parasit menggumpal
lapuk pada tonggak, hamil oleh dahan
rimba telah jadi suaka
lebat dan kumal, getah kayu, kapak batu
di tangan serdadu besi
terjaga sekalian takdirNya
sungguh pun telah makin berat, udara melindih
perdu, kini dan hingga fajar pagi
: semua mengandungkan impi
© 2000
Thursday, July 16, 2009
ranum
1:51 AM
No comments
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment