Thursday, July 11, 2019

stambul sang Pemanah


seorang Pemanah. Tak cuma percaya dari apa yang dilihat
oleh matanya yang kasat. Tak ia –sertamerta- melepas anaknya
begitu saja
sebelum yakin. Keyakinan berada di pusat kalbu, di antara aura
dan
batu-batu. Bebatuan yang ditempa laku jagad, bersama waktu
: bersama diri Mu !

seorang Pemanah. KarenaNya mengerti, kapan hati ditetapkan
memagar masa pada kisi. Memutar cakra di matahari, saat ada
yang harus mati

dan air pun mengalir dari matamu dari dukamu dari kematian
anakanak yang dilepas di jalanan. Dan dari katakata
: yang lelah memuat do’a !

© kebumen, 10 mei 2010

0 comments:

Post a Comment