Thursday, July 11, 2019

tetralogi ketiga: Zuhdi-Rara Yatmi


dengan menisik lenguh dalam angin, Zuhdi bersila
di barat gapura
ruyak rindu lama sewindu, impian tiga ribu petani semangka
dibirukan, langit kusamNya
usai matahari tergelincir
digoyang barisan seratus kafir

lalu sang Garba dengan padma tua, di bawah pusarnya
menyalakan api cinta para piatu, satu-satu

“lekatkan rinduMu ke sini, Zuhdi..”, seru Yatmi rikuh
berkali-kali, gandewa yang meregang payung dukuh
do’a suci debur ombak Klangsir dari jauh

“begini dalamkah dukaMu, Rara..”, Zuhdi menyela
kembang-kembang tunjung mekar
kunang-kunang cahya menebar

tetapi langit lalu pudar
angin mengusung uap Sarem, tembus ke ulu
mengaratkan cinta dalam lembah di hatiNya
o, tisik lenguh kuncup bunga semangka itu
menggetarkan sayap kupu-kupu
dan sayup jeritan petani Zuhdi makin terbaca
ditinggalkan sang Padma yang beranjak tua.

© setro pagi, 19 januari 2010

0 comments:

Post a Comment