Thursday, July 16, 2009

serenada kekuasaan

: bagi Rust

-apalagi yang masih harus dipunguti di luar rumah
dari gerimis kecil, bau mesiu dan tabir yang koyak itu-

Kekuasaan, katamu. O, dukanya aku. Perang belum lagì selesai
Sia-sia mematahkan anak tangga di bawahnya. Kenapa?

Kekuasaan tak pernah punya keberanian buat banyak mendengar
meski telinga disemaikan dimana-mana dan Kemauan
dibangunkan dari kewajiban-kewajiban yang tak penuh dìpahami.
Kekuasaan adalah penindasan yang terus dipelihara
dari keharusan-keharusan yang terlalu ruwet buat dicerna
ia aras jentera, yang memuat duka Tuhan bersama doa para Rahib

-apalagi yang masih harus dipunguti di luar ini
dari remah roti, bau yang membusuk dan luka yang tertusuk?-

Kekuasaan, dalihmu. O, murkanya aku pada kemelut baru
Sia-sia merajut tali cinta memuat impìan petani di desa-desa

Kekuasaan adalah ketakutan yang paling tak masuk akal
yang menggetarkan katup-katup dan lubang anus
prasangka dialirkan lewat pìpa di kota-kota
Kekuasaan adalah kebekuan hati dan beteng tinggi
dimana angin dan air mata melekatkan lumut kelabu di wajahnya
pelan dan pasti. Korosi demi korosi melapukkannya
: maka kekuasaan adalah kejahatan paling sempurna !

© kedungpuji, maret 2000

0 comments:

Post a Comment